Penyakit Diverticula

Penyakit Diverticula

DIVERTIKULA

 

A. KONSEP DASAR

1.      Definisi

Divertikula dalam bahasa latinnya (diverticulum) adalah Penonjolan keluar abnormal berbentuk katong yang terbentuk dari lapisan usus yang meluas sepanjang defek di lapisan otot,merupakan penonjolan dari mukosa serta submukosa. Divertikula biasanya merupakan manifestasi motalitas yang abnormal.Divertikulum dapat terjadi di mana saja sepanjang saluran gastrointestinal.

Divertikulosis merupakan divertikula multiple yang terjadi tanpa inflamasi atau gejala. Divertikulitis terjadi bila makanan dan bakteri tertahan di suatu divertikulum yang menghasilkan infeksi dan inflamasi yang dapat membentuk drainase dan akhirnya menimbulkan perforasi atau pembentukan abses.

Divertikulitis paling umum terjadi pada kolon sigmoid(95%).Hal ini telah diperkirakan bahwa kira-kira 20% pasien dengan divertikulosis mengalami divertikulitis pada titik yang sama. Divertikulitis paling umum terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Insidensnya kira-kira 60% pada individu dengan usia lebih dari 80 tahun. Predisposisi congenital dicurigai bila terdapat gangguan pada individu yang berusia di bawah 40 tahun. Asupan diet rendah serat diperkirakan sebagai penyebab utama penyakit. Divertikulitis dapat terjadi pada serangan akut atau mungkin menetap sebagai infeksi yang kontinu dan lama.

 

2.      Etiologi

a.       Mikro dan makro perforasi

b.      Perbedaan tekanan antar lumen colon dan serosa serta area kelemahan dalam dinding colon.

c.       Diet rendah serat

d.      Kuman-kuman seperti taenia coli

 

3.      Patofisiologi

Divertikulum terbentuk bila mukosa dan lapisan submukosa colon mengalami herniasi sepanjang dinding muskuler akibat tekanan intraluminal yang tinggi, volume colon yang rendah (isi kurang mengandung serat),dan penurunan kekuatan otot dalam dinding colon (hipertrofi muskuler akibat masa fekal yang mengeras). Divertikulum menjadi sumbatan dan kemudian terinflamasi bila obstruksi terus berlanjut. Inflamasi cenderung melebar ke dinding usus sekitar, mengakibatkan timbulnya kepekaan dan spastisitas kolon. Abses dapat terjadi, menimbulkan peritonitis, sedangkan erosi pembuluh darah (arterial) dapat menimbulkan perdarahan.

 

4.      Tanda dan Gejala

Ø  Konstipasi

Ø  Nyeri abdomen

Ø  Tanda-tanda divertikulosis akut adalah iregularitas usus dan interval diare, nyeri dangkal dan ram pada kuadran kiri bawah dari abdomen dan demam ringan.

Ø  Mual, muntah

Ø  Pada inflamasi local divertikula berulang, usus besar menyempit pada striktur fibrotik, yang menimbulkan kram, feces berukuran kecil-kecil, dan peningkatan konstipasi.

Ø  Perdarahan samar dapat terjadi, menimbulkan anemia defisiensi besi.

Ø  Kelemahan dan keletihan

 

  1. Komplikasi

a.       Perdarahan.

Perdarahan merupakan komplikasi yang jarang terjadi. Jika sebuah divertikula mengalami perdarahan, maka darah akan muncul dalam tinja atau di toilet.
Perdarahan bisa bersifat berat, tetapi juga bisa berhenti dengan sendirinya dan tidak memerlukan penanganan khusus.

Perdarahan terjadi karena sebuah pembuluh darah yang kecil di dalam sebuah divertikula menjadi lemah dan akhirnya pecah.

b.      Abses, Perforasi & Peritonitis.

Infeksi yang menyebabkan terjadinya divertikulitis seringkali mereda dalam beberapa hari setelah antibiotik diberikan. Jika infeksi semakin memburuk, maka akan terbentuk abses di dalam kolon.

Abses merupakan suatu daerah terinfeksi yang berisi nanah dan bisa menyebabkan pembengkakan serta kerusakan jaringan.

Kadang divertikula yang terinfeksi akan membentuk lubang kecil, yang disebut perforasi. Perforasi ini memungkinkan mengalirnya nanah dari kolon dan masuk ke dalam daerah perut.

Jika absesnya kecil dan terbatas di dalam kolon, maka abses dengan pemberian antibiotik, abses ini akan mereda. Jika setelah pemberian antibiotik, absesnya menetap, maka dilakukan tindakan untuk membuang nanah (drainase).

Abses yang besar akan menimbulkan masalah yang serius jika infeksinnya bocor dan mencemari daerah diluar kolon. Infeksi yang menyebar ke dalam rongga perut disebut peritonitis. Peritonitis memerlukan tindakan pembedahan darurat untuk membersihkan rongga perut dan membuang bagian kolon yang rusak. Tanpa pembedahan, peritonitis bisa berakibat fatal.

c.       Fistula.

Fistula merupakan hubungan jaringan yang abnormal diantara 2 organ atau diantara organ dan kulit.

Jika pada suatu infeksi jaringan yang mengalami kerusakan bersinggungan satu sama lain, kadang kedua jaringan tersebut akan menempel, sehingga terbentuklah fistula.
Jika infeksi karena divertikulitis menyebar keluar kolon, maka jaringan kolon bisa menempel ke jaringan di dekatnya. Organ yang paling sering terkena adalah kandung kemih, usus halus dan kulit.

Yang paling sering terbentuk adalah fistula diantara kandung kemih dan kolon. Hal ini lebih sering ditemukan pada pria. Fistula ini menyebabkan infeksi saluran kemih yang berat dan menahun. Kelainan ini bisa diatasi dengan pembedahan untuk mengangkat fistula dan bagian kolon yang terkena.

d.      Penyumbatan usus.

Jaringan parut akibat infeksi bisa menyebabkan penyumbatan kolon parsial maupun total. Jika hal ini terjadi, maka kolon tidak mampu mendorong isi usus secara normal.
Penyumbatan total memerlukan tindakan pembedahan segera.

 

6.      Penatalaksanaan

a.       Usus di istirahatkan dengan menunda asupan oral,memberikan cairan intravena,dan melakukan pengisapan nasogastrik bila ada muntah atau distensi.

b.      Antibiotika spektrum luas diberikan selama 7 sampai 10 hari Pemeridin (Demerol) diberikan untuk menghilangkan nyeri.

c.       Antispasmodik seperti propantelin bromide (Pro-Banthine) dan oksifensiklimin (daricon) dapat diberikan

d.      Menggunakan pelunak feces (colace) / supositoria.

e.       Penatalaksanaan bedah, Ada dua tipe pembedahan:

ü  Reseksi derajat-satu pada bagian sigmoid yang terkena untuk serangan berulang

ü  Prosedur derajat-multipel untuk komplikasi, seperti obstruksi, perforasi dan fistula.


Can't wait to see you again in this website. Thanks ^^